,
Sabtu, 31 Mei 2025
Jumat, 20 Desember 2024
Kamis, 19 Desember 2024
Melon=Menipu Lewat Laporan Nasional'?!"
Melon=Menipu Lewat Laporan Nasional'?!"
JH: "Jadi begini, bapak-ibu sekalian. Saya baru dapat berita dari LP.KPK. Katanya, saya dapat anggaran Rp 164 juta buat tanam melon. Tapi, kok saya baru dengar ini?!"
JI: "Melon? Pak, saya biasa bikin kegiatan di desa. Tapi sebiji melon pun nggak pernah saya lihat di sini. Apalagi Rp 164 juta. Melonnya besar sekali, ya?"
JK: "Eh, ini serius? Jadi desa kita dapat proyek melon? Wah, saya kayaknya yang terakhir tahu. Pasti ini melon spesial, ya? Yang tumbuhnya di awan-awan?"
JH: "Hahaha, iya, ini pasti melon ajaib! Bibitnya ditanam di langit, jadi masyarakat desa nggak bisa lihat. Yang bisa lihat cuma LP.KPK. Hebat, ya?!"
AO: "Tunggu-tunggu. Pak, 164 juta itu buat melon, tapi mana lahannya? Di desa kita ini cuma ada kebun ubi sama jagung. Masa melon ditanam di kebun ubi? Bibitnya bisa stres nanti!"
JH: "Atau mungkin kita salah paham. Melon itu bukan tanaman, tapi kode rahasia? Mungkin maksudnya 'Melon' itu singkatan. Misalnya: 'Menipu Lewat Laporan Nasional'?!"
JU: "Wah, Bu, itu cocok banget singkatannya! Karena sampai sekarang, saya nggak tahu siapa yang bikin laporan itu. Padahal kalau saya tahu, saya mau tanya: 'Pak, Bu, melonnya di mana? Kasih saya sepotong, dong!'”
TK: "Tunggu dulu, Pak. Kalau ini benar proyek melon, kita seharusnya dapat panennya tahun lalu, kan? Tapi kok sekarang malah jadi panen berita hoaks?"
AS: "Mungkin melonnya cuma ada di laporan anggaran. Jadi, buahnya nggak bisa dimakan, cuma bisa dibaca!"
CI: "Ah, sudahlah. Kalau benar ada proyek melon Rp 164 juta, mestinya desa ini jadi pusat agrowisata sekarang. Bukan malah jadi bahan tertawaan nasional!"
JH "Betul, Bu. Tapi ya sudahlah, kalau LP.KPK ini memang kreatif bikin cerita, kita kasih saran aja: lain kali, kalau bikin hoaks, tolong jangan pakai buah. Mending langsung aja bikin proyek 'Anggur di Bulan'. Kan lebih meyakinkan!"
PK: "Setuju, Pak. Atau kalau mau lebih realistis, bikin aja 'Proyek Bayangan di Desa'. Karena memang cuma bayangan yang bisa dilihat di proyek ini!"
AO: "Pak, saya punya ide. Kita bikin undangan resmi ke LP.KPK. Suruh mereka datang ke desa. Kasih mereka sekop, dan bilang: 'Cari melonnya sendiri!' Kalau ketemu, baru kita percaya."
JH "Bagus, Kalau mereka benar ketemu melonnya, kita kasih hadiah: sepiring nasi jagung. Tapi kalau nggak ketemu, suruh mereka bikin permintaan maaf resmi sambil tanam melon beneran di sini!"
(Semua tertawa.)
JH (serius): "Tapi begini, bapak-ibu. Kita nggak bisa tinggal diam. Kita harus klarifikasi, karena desa kita nggak punya proyek melon sebesar itu. Ini pencemaran nama baik. Dan pesan terakhir saya: 'Kalau mau bikin hoaks, tolong jangan kebablasan. Karena dari 164 juta itu, yang tumbuh cuma kebodohan, bukan melon.'”
(Semua mengangguk sambil tersenyum puas.)